HEADLINE NEWS

Kamis, 02 Juni 2011

Wawancara Andi Mallarangeng di Malang Berakhir Ricuh

Malang: Wawancara antara awak media dengan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, Rabu (1/6/2011), malam, berakhir ricuh.

Kericuhan terjadi di saat belasan jurnalis dari media elektronik dan cetak memburu sang menteri, untuk menanyakan terkait pemeriksaannya oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Pagar betis yang dibuat aparat kepolisian serta panitia Jambore Pemuda Indonesia (JPI), dibuka Andi Mallarangeng malam itu, memicu keributan.

Bagus Setiawan wartawan JTV berada dalam kerumunan, bagian mendadak ditarik petugas. "Bagian tubuh saya, ada yang menarik dari samping. Dan itu dilakukan oleh petugas. Padahal pak menteri masih mau diwawancarai," ungkap Bagus seraya kesal dengan sikap petugas keamanan.

Tindakan petugas itu memicu wartawan lain untuk membela diri. Adu mulut hingga aksi dorong antara wartawan dan petugas pun terjadi, hingga sang menteri dievakuasi ke dalam mobil Toyota Alphard berplat RI 45 warna hitam yang ditumpanginya berhasil meninggalkan lokasi.

Meski begitu, cek-cok antar jurnalis dan petugas terus berlanjut. Saling umpat pun terjadi. Kejadian itu disaksikan Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan Bupati Malang Rendra Kresna serta beberapa pejabat lain, yang hanya berdiri beberapa meter.

Suasana mulai reda, saat Kapolsek Kepanjen Kompol Suyoto mencoba meredam emosi kedua belah pihak. Meskipun kehadirannya di tengah kerumunan, sempat memancing emosi awak media. Karena dianggap kasar saat meredam situasi. Beberapa menit kemudian, awak media membubarkan diri. Ketika pihak panitia mengajak mereka duduk satu meja.

Sikap aparat kepolisian bersama panitia disesalkan seluruh awak media. Mereka dinilai telah menghalangi kerja jurnalistik "Sejak awal kedatangan pak menteri. Pagar betis dibuat oleh panitia dan petugas dari Sabhara Polres Malang. Ada indikasi kita tidak diberi kesempatan untuk wawancara. Kami sesalkan itu," ujar kontributor Metro TV Fajar Agastya.

Menurutnya, wartawan telah melakukan kerja jurnalistik dengan baik. Dengan menunggu seluruh kegiatan rampung dilalui Menpora. Sayang, upaya penghalangan terus dilakukan petugas. Agar wartawan tak bisa meminta wawancara dengan sang menteri. "Kita lakukan kerja jurnalistik. Mengapa diperlakukan seperti itu," ujarnya.

Senada juga diutarakan Tutus Sugiarto kontributor RCTI, bahwa ada kesengajaan dari aparat kepolisian memasang pagar betis mengelilingi setiap gerak Menpora, agar terhindar dari awak media. Tindakan ini sangat disesalkan. Karena mengganggu proses jurnalistik. "Kami sangat menyesalkan, sikap petugas," tegasnya.

Memang sejak awal tiba hingga diatas podium undangan. Menpora mendapatkan pengamanan ekstra ketat dari aparat kepolisian. Prosedur itu terus dilakukan hingga masuk ke dalam kendaraan. Acara dibuka pukul 19.00 WIB dan berakhir pukul 22.00 WIB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar