HEADLINE NEWS

Sabtu, 18 Juni 2011

Peran Andi Nurpati dalam Perpecahan PKB versi Yenny Wahid

Jakarta: Putri almarhum Gus Dur, Yenny Wahid menyebutkan peran kader Partai Demokrat Andi Nurpati yang ketika itu anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam perpecahan di tubuh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Hal itu terlihat pada Pemilu 2009, ketika pengambilan nomor partai peserta pemilu di KPU. Diketahui bahwa Ketua PKB Muhaimin Iskandar bertemu beberapa orang dari KPU yang salah satunya adalah Andi Nurpati. Hal ini diperoleh Yenny dari sumber-sumbenya di daerah maupun di Jakarta.

"Kesaksian dari beberapa ketua KPU di daerah itu mereka ditelepon langsung oleh Andi Nurpati untuk memberikan suaranya ke PKB Muhaimin," ungkap Yenny di Wahid Institute, Jakarta Pusat, Jumat (17/6/2011).

Dijelaskannya, Andi juga yang mensosialisasikan kepada seluruh ketua KPU daerah bahwa kantor PKB yang sah menurut hukum itu adalah kantor PKB Muhaimin yang terletak di jalan Sukabumi, Menteng, Jakarta Pusat. Padahal sesuai dengan ketentuan Mahkamah Konstitusi (MK), kantor PKB yang sah itu di Kalibata, Jakarta Selatan.

"Salah satu poin yang diakui oleh Mahkamah Agung (MA) adalah soal kantor dan lain sebagainya. PKB yang diakui adalah hasil muktamar Semarang dan berdomisilinya di Kalibata, Jakarta Selatan. Muhaimin bikin kantor baru, waktu itu di Jalan Sukabumi. Nah, Andi Nurpati ini menelepon ketua-ketua KPU dan mengatakan yang diakui ini adalah PKB yang di Sukabumi. Jadi, ada beberapa pengaburan fakta," jelasnya.

Karena itu, Yenny tidak terkejut ketika kasus pemalsuan surat MK yang mengaitkan Andi Nurpati mencuat. "Ini bukan pertama kali. Jadi, seperti kasus yang kemarin, saya tidak terkejut. Karena memang banyak manipulasi-manipulasi yang dia lakukan. Termasuk, keputusan MA menyangkut perpecahan PKB."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar