HEADLINE NEWS

Sabtu, 18 Juni 2011

Dampak Hukum dan Politik Nyanyian Nazaruddin

Jakarta: Informasi dari M Nazaruddin terkait nama-nama yang diduga terlibat kasus suap Sesmenpora menambah rumit kasus yang kini telah memasuki rekonstruksi penangkapan tiga tersangka. Pernyataan Nazaruddin dapat berimplikasi politik dan hukum.

Keterangan bekas Bendahara Umum DPP Partai Demokrat M Nazaruddin terkait keterlibatan beberapa nama politisi parlemen dalam kasus suap Sesmenpora yakni Angelina Sondakh (Komisi X/FPD), Mirwan Amir (Wakil Ketua Banggar DPR/FPD), dan I Wayan Koster (Komisi X/FPDIP) akan berdampak penting bagi perjalanan kasus ini. Secara politis, kasus ini semakin mendegradrasi posisi Partai Demokrat.

Munculnya tiga nama tersebut sejatinya bukankah informasi baru. Karena sejak pertama kali kasus ini bergulir dan Nazaruddin masih berada di Indonesia, tiga nama tersebut sempat mencuat. Secara teoritis, memang terbuka peluang keterlibatan tiga nama tersebut.

Di antara mereka merupakan anggota Komisi X yang memang membidangi urusan Kemenpora. Begitu pula pihak Badan Anggaran, alat kelengkapan DPR yang khusus menggodok setiap proyek anggaran.

Sekretaris Fraksi Partai Demokrat Saan Mustopa menyebutkan pihaknya akan segera memanggil nama-namayang disebutkan Nazaruddin agar tidak menjadi rumor dan spekulasi. "Ibu Angelina Sondakh dan Mirwan Amir tentu dipanggil. Jangan sampai menjadi spekulasi dan rumor," ujarnya di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (17/6/2911).

Sementara Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat Max Sopacua mengharapkan agar Nazaruddin segera kembali ke Tanah Air untuk menjelaskan duduk perkaranya ke KPK sehingga semuanya menjadi jelas. "Sebaiknya Pak Nazaruddin kembali ke Indonesia supaya menjelaskan persoalan yang diketahuinya agar ditindaklanjuti KPK," katanya.

Hal senada juga ditegaskan anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Hayono Isman yang berharap agar Nazaruddin secara ksatria memenuhi panggilan KPK. Informasi yang saat ini disampaikan ke media lebih baik disampaikan ke KPK. "Kami berharap agar Pak Nazaruddin kembali ke Indonesia dan memenuhi panggilan KPK. Informasi yang dimiliki agar disampaikan ke KPK," ujarnya.

Sementara pengacara yang ditunjuk Nazaruddin, OC Kaligis menjelaskan informasi yang dimiliki Nazaruddin terkait kasus suap Sesmenpora belum akan disampaikan ke KPK. "Tunggu dari Singapura (Nazaruddin)," katanya ketika dihubungi INILAH.COM saat ditanya mengapa informasi yang dimiliki Nazaruddin tidak disampaikan secara resmi ke KPK.

Meski Nazaruddin telah bernyanyi dengan menyebut sejumlah nama yang terlibat dalam kasus suap Sesmenpora, KPK dalam waktu dekat belum berencana memanggil nama-nama yang disebutkan Nazaruddin. "Sampai saat ini belum ada (jadwal pemanggilan), tapi tidak tahu ke depannya seperti apa," ujar Juru Bicara KPK Johan Budi.

Secara politis, penyebutan nama-nama politisi Partai Demokrat oleh Nazaruddin bakal semakin mendegadrasi posisi Partai Demokrat. Soliditas partai ini bisa saja menjadi taruhannya. Jika selama dua bulan terakhir ini Nazaruddin tutup mulut terkait keterlibatan sejumlah rekan sejawatnya di Partai Demokrat, kini ia justru menyeret sejumlah koleganya.

Sebelumnya, Nazaruddin juga sempat menyentil Menpora Andi Mallarangeng serta adik kandungnya yakni Zulkarnaen Mallarangeng yang dituding terlibat banyak proyek di Kemenpora.

Langkah nekad Nazaruddin ini jika dirunut kronologinya selalu ia tempuh di saat kian terpojok. Ketika menyebut Andi Mallarangeng dan Zulkarnaen Mallarangeng, saat itu posisi Nazaruddin dicopot dari kursi Bendahara Umum Partai Demokrat.

Kini saat koleganya di Partai Demokrat disebut-sebut saat keluarga besarnya mulai terseret dalam berbagai kasus. Istrinya Neneng Sri Wahyuni serta adik kandungnya M Nasir belakangan juga disebut-sebut terlibat dalam kasus korupsi di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar