HEADLINE NEWS

Selasa, 07 Juni 2011

Kelelawar Hampir Punah di Asia Tenggara

Bogor: Indonesia merupakan rumah bagi sekitar 225 spesies kelelawar, salah satunya yang juga merupakan endemik Indonesia adalah rubah kelelawar jenis terbang raksasa, yang bentangan sayapnya bisa mencapai 6 feet (kaki).

Dalam press releasenya, Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Prof. Dr. Lukman Hakim, dalam pidato pembukan "Second South- East Asian International Bat Conference," Bogor, Senin (06/06/2011), menuturkan bahwa mamalia paling besar yang memiliki kemampuan terbang itu populasinya kini tengah bermasalah.

Lebih lanjut ia menjelaskan, bahwa hal yang dapat mengganggu populasi kelelawar antara lain adalah eksploitasi wilayah karst (kapur) oleh manusia, tempat dimana gua-gua berada yang menjadi rumah bagi ratusan ribu kelelawar.

Tak hanya itu, kegiatan speleologi ataupun Caving (penelusuran gua), juga terbukti telah mengganggu ketenangan kelelawar dalam berhibernasi, yang akan membuat sejumlah energi kelelawar hilang saat ketenangannya terganggu oleh para caver.

Selain itu, penggunaan pestisida terhadap serangga-serangga yang dianggap hama, ternyata juga dapat mengganggu populasi kelelawar. Hal tersebut terjadi saat serangga yang telah tersiram pestisida itu dikonsumsi oleh kelelawar betina, dan pestisida itu akan mempengaruhi air susu kelelawar tersebut.

"Sehingga bisa dibilang bahwa kelelawar adalah komponen penting dalam fauna di Asia Tenggara yang terancam punah" ujarnya.

Padahal, kelelawar dapat sangat membantu untuk menyeimbangkan ekosistem, termasuk membantu kehidupan sehari-hari manusia.

Satu koloni kelelawar dapat mengkonsumsi berton-ton serangga setiap sore, saat kelelawar-kelelawar keluar dari sarangnnya untuk mencari makan. Sebagai perbandingan, seekor kelelawar coklat dapat mengkonsumsi 600 serangga dalam waktu satu jam.

"Bisa dibilang dengan kelelawar setidaknya dapat menghemat penggunaan pestisida hingga lima puluh persen" tambahnya.

Di Indonesia, kelelawar juga berperan penting dalam penyebaran benih buah-buah tropis seperti mangga, rambutan, duku hingga durian.

"Bahkan ada sejumlah buah yang proses reproduksinya hanya bergantung pada kelelawar," imbuhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar