HEADLINE NEWS

Senin, 13 Juni 2011

Nazaruddin, Ujian Berat Demokrat

Jakarta: Ketua DPP Demokrat Sutan Bhatoegana menjelaskan mantan Bendahara Umum Demokrat Muhammad Nazaruddin menjadi ujian berat bagi Demokrat. Bila dirinya terus mangkir dari panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), kredibilitas Demokrat terus menurun. "Ini adalah risiko bagi Demokrat. Demokrat diuji kasus Nazaruddin," ujarnya, saat dihubungi di Jakarta, Minggu (12/6).

Menurutnya, tidak ada jalan lain bagi Demokrat saat ini selain menunggu momen untuk kembali bangkit. Demokrat memang terpuruk tapi satu saat akan bangkit kembali. "Masih ada waktu. Kita lihat saja nanti," terangnya.

Sutan mengatakan realitas sebuah partai jatuh karena kasus tertentu hampir dialami setiap partai. Kejadian Nazaruddin menjadi titik terendah dari perjalanan Demokrat.

"Partai yang akan menentukan, partai besar pun hampir semuanya mengalami hal seperti yang kami hadapi saat ini," ujarnya.

Selain itu, menurutnya, Demokrat selama ini tidak pernah menjanjikan untuk membawa Nazaruddin kembali. Demokrat tidak lagi bertanggung jawab sebab urusan Nazaruddin adalah urusan pribadinya dan bukan urusan partai.

"Apa Demokrat pernah berjanji untuk membawa dia kembali? Tidak, kan? Kami tidak pernah berjanji. Kita hanya bisa berdoa, semoga dia kembali," paparnya.

Menurutnya, Demokrat pun tidak berusaha membantu KPK untuk mendatangkan Nazaruddin. Sebab, Demokrat sendiri merasa kesulitan untuk menghubungi Nazaruddin.

"Kami saja kesulitan untuk mengontak dia. Kami pun tidak bisa bantu KPK, nanti orang bilang kami intervensi. KPK lebih canggih dari Demokrat," tukasnya.

Sementara, Demokrat sendiri belum menyiapkan pengacara bagi Nazaruddin. Alasannya, Nazaruddin saja belum dapat dipastikan akan memenuhi panggilan KPK atau tidak. "Dia harus datang dulu, baru siapkan pengacara. Demokrat saja susah untuk menghubunginya. Kalau nggak datang, ya ngapain siapkan pengacara," tandasnya.

Lebih lanjut, Sutan meminta partai lain seperti Golkar jangan mengintervensi urusan Demokrat. Dirinya menekankan khusus bagi politisi Golkar Bambang Soesatyo untuk tidak mengomentari urusan internal Partai Demokrat.

Sebab, menurutnya, Golkar pun semua orang tahu punya kelemahan yang sama namun belum terungkap. "Banyak yang cemburu dengan Demokrat. Tapi, saya minta Bambang Soesatyo jangan urus rumah tangga orang lain," pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar