HEADLINE NEWS

Jumat, 03 Juni 2011

Kongres Gagal, FIFA Bakal Rombak Komite Normalisasi

Jakarta: FIFA kembali akan merombak komposisi Komite Normalisasi jika kongres PSSI bulan Juni ini kembali gagal menelurkan keputusan. Hal tersebut terungkap dalam surat FIFA tertanggal 30 Juni bertanda tangan Sekretaris Jendral Jerome Valcke yang dibuat setelah Komite Eksekutif FIFA menggelar sidang.

Selain penggantian personel KN, FIFA kembali menegaskan dalam surat tersebut bakal menjatuhkan sanksi kepada Indonesia jika kongres PSSI kembali berakhir deadlock seperti Kongres 26 Maret dan 20 Mei silam. Sanksi sendiri otomatis jatuh pada 1 Juli 2011 jika memang kongres kembali deadlock.

"(Jika jatuh sanksi), Exco FIFA mendelegasikan kekuasaan kepada administrasi FIFA untuk mengganti komposisi KN PSSI dengan konsultasi AFC," kata pernyataan Valcke dalam surat tersebut.

KN hasil rombakan ini nantinya akan menjalankan kegiatan keseharian PSSI karena ketiadaan ketua umum, wakil ketum, serta anggota exco yang seyogyanya dipilih dalam kongres. KN nantinya akan bertugas hingga FIFA mencabut sanksi, seperti yang baru-baru ini dirasakan federasi sepakbola Bosnia-Herzegovina.

Jika jadi terealisasi, pergantian anggota KN oleh FIFA ini bukan untuk pertama kali. Pada 11 Mei silam, FIFA mencopot lima anggota KN yaitu Dityo Pramono, Siti Nurzanah, Sukawi Sutarip, Syamsul Ashar, dan Satim Sofyan karena disebut-sebut disetir oleh kubu Liga Primer Indonesia (LPI). Mereka digantikan 4 orang, yaitu Rendra Krisna, Sinyo Aliandoe, Sumaryoto, dan Baryadi.

Dalam surat tertanggal 30 Mei yang disusun oleh Direktur Keanggotaan dan Pengembangan Asosiasi yang juga wakil FIFA dalam kongres 20 Mei silam Thierry Regenass itu menekankan tugas KN kini mengerucut menjadi dua hal.

Pertama, KN harus menyelenggarakan kongres berdasarkan aturan FIFA, termasuk menjalankan mandat yang dikeluarkan melalui surat tanggal 4 dan 21 April serta 6 dan 11 Mei. Dalam hal ini, FIFA kembali menegaskan 4 kandidat yang telah ditolak (Arifin Panigoro, George Toisutta, Nurdin Halid, dan Nirwan Bakrie) tetap tidak bisa maju dalam bursa.

Kedua, memberi kebebasan KN untuk mengontrol LPI di bawah bendera PSSI. Namun Exco FIFA menekankan bahwa keberlanjutan LPI membawa ancaman serius pada konsistensi organisasi sepakbola pada umumnya sehingga hal ini tidak bisa ditoleransi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar