HEADLINE NEWS

Minggu, 22 Mei 2011

Kemenbudpar Filmkan Tradisi Perkawinan Budaya Suku Moi

Sorong: Tradisi perkawinan budaya Moi perlu dilestarikan dengan mendokumentasikannya lewat film. Ini dimaksudkan agar tidak hilang akibat era globalisasi yang melanda dunia.

Demikian diungkapkan Direktur Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Kementerian Budaya dan Pariwisata, Gendro Nurhadi,sesaat sebelum berangkat ke Jakarta, di Bandara Deo, Sorong, Papua Barat, Sabtu, (21/5).

Acara syuting tersebut dilaksanakan di Distrik Makbon, Kampung Malaumkarta, Kabupaten Sorong. Dengan menghadirkan lima kru dari Jakarta, syuting berlangsung dari 15 hingga 19 Mei.

Gendro menambahkan, "Adapun yang menjadi fokus dalam tradisi perkawinan Adat suku Moi yang merupakan suku asli Sorong, meliputi pemberian mas kawin, tata cara menghitung mas kawin, dan mengantar mas kawin," katanya.

Menurut Gendro, dirinya melihat masyarakat suku Moi sangat kuat mempertahankan tradisi adat mereka khususnya adat perkawinan Moi yang masih asli dan penuh dengan nilai-nilai budaya tinggi. Sehingga tidak tergusur arus globalisasi dunia.

Selain itu, pihaknya hendak melestarikan dan melindungi budaya Moi. Film ini dipakai untuk pengembangan dan pemanfaatan budaya daerah.

Apresiasi pemerintah terhadap kebudayaan Suku Moi mendapat tanggapan positif. Ketua Lembaga Adat Malamoi Sorong (LMA) Silas OnggeKalami mengatakan pihaknya menyambut positif adanya pembuatan film tentang tradisi perkawinan suku Moi. Hal ini menjadi langkah awal untuk mengangkat budaya Moi di tingkat nasional maupun internasional.

Sedangkan, Kepala Dinas Pariwisata Kota SorongYohanes Nauw mengaku senang adanya pengangkatan budaya moi lewat film. Hal ini merupakan bentuk proaktif mereka untuk mengangkat budaya-budaya di kota sorong seperti tradisi perkawinan adat Moi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar