HEADLINE NEWS

Senin, 25 April 2011

Mengeruk Miliaran Rupiah dari Bitang Porno Luar

Mengapa makin banyak bintang porno asing didatangkan ke Indonesia? Masalah uang ternyata menjadi alasan utama. Maxima Picture yang banyak mendatangkan artis panas dari Jepang misalnya mengaku menangguk untung besar dari 'impor' artis hot asing.
Maxima telah tiga kali mendatangkan bintang porno Jepang. Pertama Miyabi dengan film Menculik Miyabi'. Film ini mampu menggaet lebih dari 700 ribu penonton bioskop di tanah air. Bintang kedua yang diajak Maxima, Rin Sakuragi mendatangkan keuntungan lebih besar lagi. Bintang ketiga yang diundang adalah Sora Aoi yang filmnya 'Suster Keramas 2' baru saja dirilis.
"Paling banyak penonton film 'Suster Keramas' yang diperankan Rin Sakuragi. Penonton film ini mencapai 1 juta orang," terang Ody Mulya Hidayat, Produser Maxima Picture.
Bejibunnya penonton pada film yang dibintangi artis porno tentu saja membuat produser sumringah dan makin semangat mengundang bintang panas lainnya. Paling tidak, dalam film yang dibintangi Rin Sakuragi saja, Maxima mampu mengantongi keuntungan di atas Rp 3 miliar.
Keuntungan itu belum termasuk copyright dari video atau televisi di sejumlah negara Asia, seperti Singapura, Hong Kong, Korea Selatan, maupun Jepang. Soalnya film-film itu juga diedarkan di negara-negara tersebut.
Keuntungan lainnya, Maxima tidak perlu membayar penuh artis porno yang dikontraknya. Padahal, bayaran untuk artis panas asal Jepang, minimal Rp 1,5 miliar. Bahkan ada yang mencapai Rp 3 miliar. Salah satu cara untuk mengirit anggaran, Maxima menawarkan bagi hasil kepada agensi artis tersebut.
"Mereka dapat copyright untuk DVD atau penayangan di televisi yang tayang atau edar di beberapa negara Asia. Jadi kita ke agensi hanya membayar pemain seperempat dari nilai kontrak kepada pemain," beber Ody.
Karena mendapat untung besar, Ody mengaku bakal terus melibatkan bintang film panas asal Asia dalam sejumlah film yang akan diproduksinya. Apalagi ke depan Maxima mendapat sponsor yang siap membiayai film yang akan melibatkan artis porno. Namun ia tidak mau menyebut siapa sponsornya. Ody hanya bilang sponsornya salah satu vendor seluler di Indonesia.
Keuntungan besar yang didapat Maxima dari film yang melibatkan artis porno tentu saja menggiurkan rumah produksi lain. Sebut saja K2K yang mendatangkan artis porno tersohor asal Amerika Serikat. Dalam waktu dekat K2K akan merilis film dengan bintang porno top AS Sasha Grey. Sebelumnya K2K telah mengajak Tera Patrick untuk film 'Rintihan Kuntilanak Perawan'. Untuk mengajak Shasa main di film 'Pocong Mati Goyang Pinggul', K2K juga rela merogoh kocek bermiliar-miliar.
Karena serbuan artis-artis porno, sejumlah kalangan merasa gusar. Pasalnya, sekalipun mereka main film horor, namun imej mereka bisa merusak masyarakat. Nantinya masyarakat bakal penasaran untuk menyaksikan film-film porno mereka.
Salah satu yang mengutuk keras serbuan artis porno ke Indonesia adalah Front Pembela Islam (FPI). Ormas tersebut bahkan sempat melakukan demo di Lembaga Sensor Film (LSF) supaya film-film yang dibintangi artis porno tidak diloloskan ke pasaran.
"Sekarang saja sudah banyak perkosaan. Nanti kalau masyarakat banyak yang nonton film porno akan semakin banyak kasus perkosaan," gugat Ketua FPI Jakarta Habib Salim Alatas kepada detikcom.
Meski diprotes, Maxima gentar. Maxima berkilah mereka hanya menggunakan mantan artis-artis porno. Apalagi filmnya soal komedi horor sehingga film itu lolos di LSF. "Buktinya film kita lolos di LSF. Jadi sebenarnya tidak ada yang salah," ujarnya.
Maxima memilih membuat film horor atau komedi dengan memasang bintang porno asing karena takut gulung tikar bila menggarap film bertema drama atau cinta. Ongkos film drama besar, sementara penghasilannya kecil. Selain itu, ia khawatir film drama buatannya kalah bersaing dengan film Hollywood yang semakin mendominasi Indonesia.
Namun bos MD Entertainment Manoj Punjabi tidak sependapat dengan Ody. Manoj juga membantah kalau film-film bertema cinta tidak laris di pasaran dibanding film yang melibatkan artis porno. "Film Ayat-Ayat Cinta itu untungnya jauh lebih besar. Film itu berhasil menyedot 3,8 juta sampai 4 juta penonton," jelas Manoj.
Tapi Manoj mengakui untuk membuat film yang berkualitas memang membutuh biaya yang tinggi, terutama untuk setting art-nya. Sementara untuk film horor yang diselingi adegan panas tidak butuh biaya besar untuk setting art-nya.
"Tapi itu semua tergantung pilihan kita. Apa memang hanya mementingkan keuntungan semata. Atau memang menganggap film itu sebagai produksi seni yang punya tanggung jawab moral kepada masyarakat. Terserah saja," pungkas Manoj.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar