HEADLINE NEWS

Senin, 18 April 2011

Intel Asing Menyamar Jadi Tokoh Islam Garis Keras

Kelompok intelijen hitam diduga menyamar menjadi petinggi gerakan Islam garis keras guna merekrut pemuda-pemuda lugu menjadi martir pelaku bom bunuh diri seperti M Syarif di Cirebon.
Kelompok intelijen tersebut diduga sebagai intelijen asing yang beroperasi di Indonesia sejak era rezim Orde Baru. Mereka terlibat dalam beberapa operasi penangkapan aktivis-aktivis Islam pada awal tahun 80-an.
"Intelijen-intelijen asing ini menyamar jadi tokoh-tokoh Islam, lalu mereka mencuci otak pemuda Indonesia, mendoktrin bom bunuh diri sebagai tiket masuk surga," ujar Koordinator Indonesian Crime Analyst Froum (ICAF) Mustofa B Nahrawardaya, Senin (18/4/2011).
M Syarif yang telah dinyatakan sebagai pelaku bom bunuh diri di Masjid Mapolres Cirebon Kota, diduga sebagai korban pencucian otak yang dilakukan oleh intelijen penyamar tersebut.
"MS ini korban, otaknya sudah dicuci, makanya dia berani sebut bapaknya kafir. Keluguan militansi MS dimanfaatkan oleh intelijen penyamar tersebut," ujar Tofa.
Seperti diberitakan, Polri memastikan pelaku teror bom di Masjid Adz-dzikra Mapolresta Cirebon, Jawa Barat, Jumat (15/4/2011) adalah Muhammad Syarif.
Hasil itu diungkapkan berdasarkan tes DNA terhadap pelaku teror bom, yang telah dibandingkan dengan DNA orang tua Muhammad Syarif, Abdul Gofur dan Srimulat.
"Iya 100%, kita sudah bandingkan DNA-nya dengan bapaknya, Abdul Gofur, dan ibunya, Srimulat, hasilnya identik," ucap Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Komisaris Besar Boy Rafli Amar, di Markas Besar Polri, Jakarta, Senin (18/4/2011).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar