HEADLINE NEWS

Senin, 18 April 2011

Habis Bentrok Kebumen, 2 Ulama Hilang

Dua tokoh agama dikabarkan hilang pasca bentrokan antara TNI-AD dan petani warga Desa Setrojenar, Kebumen, Jateng. Dua ulama itu adalah tokoh NU yaitu Kyai Parmin warga Tegalrejo, Magelang dan Kyai Yatiman, warga Desa Sumolangu, Kebumen.
Hal ini disampaikan Ketua Forum Paguyuban Petani Kebumen Selatan (FPPKS) Seniman. Menurut dia, kedua Kyai itu tidak terlihat dalam 1x24 jam setelah bentrokan terjadi. Kebetulan kedua orang ini adalah sesepuh FPPKS yang juga menentang latihan militer dan memperjuangkan warga dalam sengketa tanah dengan TNI-AD.
"Mereka juga termasuk pemilik tanah yang saat ini menjadi sengketa dengan TNI," tegas Seniman saat ditemui detikcom di Sekretariat LBH PAKHIS Kebumen Jl Nusa Tenggara, Kebumen, Jateng, Senin(18/4/2011).
Kyai Parmin dan Kyai Yatiman tidak terlihat usai bentrokan TNI dan warga Desa Setrojenar. Keluarga lantas melapor ke FKPPS. "Keluarganya yang mengabarkan ke saya kalau sampai saat ini kyai itu hilang. Saat ini karena sudah melebihi waktu 1x24 jam, kami akan mencari. Apakah kedua kyai itu menghilang atau sengaja menyembunyikan diri karena intimidasi tentara," ungkap Seniman.
Seniman menyatakan kedua tokoh itu sebelum bentrokan, memang sengaja diundang warga untuk memimpin warga berdoa dan berziarah di makam 5 anak korban mortir di Kawasan Pantai Urut Sewu, 1997 silam. "Kami juga sudah melaporkan ke Kontras dan Komnas HAM soal menghilangnya kedua tokoh itu melalui dua rekan kami Parsono dan Eko dari Serikat Tani Merdeka (SETAM) dan Repdem," tutur Seniman.
Kedua kyai itu merupakan alumni Pondok Pesantren (Ponpes) Asrama Perguruan Islam (API) Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang, Jateng yang dipimpin oleh Gus Yusuf. Kyai Parmin mempunyai Ponpes Mamba’ul Huda yang berada di Desa Krubungan, Kecamatan Mirid, Kebumen.
Koordinator TAPUK Yusuf Suramto saat ditemui detikcom menyatakan info orang hilang ini akan terlebih dahulu dipastikan keberadaanya. Apabila memang hilang karena takut teror tentara, TAPUK akan membantu advokasinya.
"Kita pastikan dulu. Baru jika positif hilang kita lapor ke Kontras dan Komnas HAM," kata Yusuf.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar