HEADLINE NEWS

Senin, 25 April 2011

Bom Seks Lokal Tak Merasa Tersaingi

Sora Aoi alias Sola Aoi mendadak jadi buah bibir di Indonesia. Bintang film asal Jepang ini main dalam film 'Suster Keramas 2'. Film ini diprotes oleh Front Pembela Islam (FPI) karena Sora merupakan bintang film porno.
Film Sora sendiri lolos sensor dengan kategori film dewasa. Artinya dengan lolos sensor Lembaga Sensor Film (LSF), film bintang porno Jepang itu tidak melanggar batas-batas kriteria pornografi.
Meski terkenal sebagai bintang porno, Sora memang tidak main film porno di Indonesia. Seperti bintang porno lainnya yang sudah datang ke Indonesia, Sora bermain dalam film horor. Sebelum Sora ada Miyabi yan main film komedi dan juga menuai kontroversi.
Sebenarnya dari sisi akting, banyak artis lokal yang beradegan tidak kalah panas atau lebih panas dari Sora di film nasional. Misalnya, Andi Soraya dalam film ‘Dendam Pocong Mupeng’, Julia Perez dalam film ‘Hantu Jamu Gendong’, Dewi Persik dalam film ‘Paku Kuntilanak’, Ratu Felisha dalam film ‘Kain Kafan Perawan’ dan Cynthiara Alona dalam film 'Diperkosa Setan’. Lalu Tamara Bleszynski dalam film ‘Air Terjun Pengantin’,
Meski banyak artis luar datang, sejumlah bintang film lokal merasa tidak tersaingi ataupun khawatir sepi tawaran main. Alasannya di alam demokrasi dan globalisasi, siapapun berhak datang dan mencari nafkah di Indonesia, begitu juga hak orang Indonesia berkarya di luar negeri. Bahkan sebagian bintang film Indonesia justru tertantang untuk beradu akting dengan bintang film asing itu sendiri.
"Jadi saya nggak bisa bilang mereka nggak bisa main di sini atau bagaimana, yang bisa memutuskan itu orang Indonesia sendiri," ungkap Julia Perez yang dipanggil akrab Jupe kepada detikcom.
Menurut Jupe, bintang Indonesia memiliki karakter akting tersendiri yang beda dengan kebiasaan bintang film porno. Bahkan kata Jupe, bintang porno yang diundang ke Indonesia banyak yang tidak bisa akting.
"Saya juga nggak mungkin tersaingi sama bintang bokep oh yes, oh no-lah. Karena saya punya karakter akting sendiri. Kalau merasa tersaingi itu kalau Angelina Jolie pindah ke Indonesia baru merasa tersaingi, ya mari kita adu bakat,” ujar Juve yang nama aslinya Yulia Rachmawati ini.
Dewi Persik atau Depe juga merasa tidak pernah tersaingi dengan keberadaan bintang film Blue Film (BF)) itu. Bagi artis yang pernah berseteru dengan Jupe gara-gara film 'Arwah Goyang Jupe-Depe' itu, ia bisa lebih terkenal dibanding Sora atau Miyabi kalau bersedia menjadi bintang porno.
"Kalau merasa tersaingi nggak ya, karena saya bukan bintang porno, kalau saya bintang porno saya pasti akan lebih terkenal dari Miyabi di negara Jepang," kata penyanyi dangdut ini juga.
Bintang film 'Merah Putih' Astri Nurdin juga tidak mempersoalkan serbuan artis porno asing. Menurut pemeran Melati dalam film 'Merah Putih' itu, bintang hot asing tidak apa-apa main film Indonesia asal tidak melanggar batas pornografi. "Selama mereka masih beradegan sesuai dengan ketentuan/batasan yang berlaku di perfilman Indonesia, rasanya sah-sah saja," kata Astri.
Astri menyerahkan kepada penonton untuk bersikap. Bila film bintang porno itu merusak citra film Indonesia, penonton tinggal pilih tidak menontonnya. "Sekarang balik ke penontonnya saja, kalau nggak suka dengan film yang ada bintang porn nya, bisa nonton yang lain," tukas Astri.
Masalah serbuan bintang porno asing, dinilai Ketua Lembaga Seniman dan Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi) Zastro Al Ngatawio memang bukan masalah boleh atau tidak bolehnya bintang porno itu main film di Indonesia. Film sebagai bagian dari kesenian mestinya juga memperhatikan nilai-nilai etika yang tidak hanya mengejar keuntungan uang semata.
"Kesenian itu semestinya juga memperhatikan dimensi etik. Kalau hanya bicara boleh ya boleh. Tapi kan harus mempertimbangkan maslahat dan mudaharat," kata Zastro.
Bos MD Entertainment Manoj Punjabi juga sepakat film sebaiknya tetap memperhatikan moralitas dan tidak mengandalkan sensasi semata untuk menjaring penonton. Produser film fenomenal 'Ayat-Ayat Cinta' itu tidak sepakat jika hanya film horor berbau seks saja yang mampu menyedot banyak penonton. Buktinya 'Ayat-ayat Cinta' tanpa dibintang artis porno asing mampu menggaet 3,8 sampai 4 juta penonton.
"Beda peminatnya. Kalau bintang film porno paling menyedot 100 ribu sampai 500 ribu penonton. Yang suka sensasi itu kecil," ujar Manoj.
Manoj berjanji tidak akan pernah mengundang bintang porno asing dalam film yang dibuatnya. Manoj menilai masyarakat umum di Indonesia saat ini masih memegang nilai tradisi dan agama yang kuat sehingga belum tentu senang menonton film horor dan esek-esek yang dibintangi artis luar.
"Ini soal cara pemikiran saja. Tapi saya tidak bilang bahwa ini salah dan itu benar. Ini segmented sekali, artis porno luar negeri memang bisa memunculkan sensasi tersendiri, dan kemungkinan bisa melebihi 1 juta penonton bisa saja terjadi. Tapi memang market beda lah," ungkapnya.
Manoj sendiri berharap dirinya dan temen seprofesinya tidak menjelekkan citra film Indonesia dengan membuat film murahan. "Soal pakai bintang porno atau tidak, itu soal selera saja, dan relatif. Tapi yang ingin saya tegasan, kita harus berani keluar uang besar, dan investasi dari mana saja untuk membuat film bagus," ujar produser yang kini tengah memproduksi film seharga Rp 15 miliar dengan judul 'Di Bawah Lindungan Kabah' itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar