Jakarta: Selama ini, Komisi X DPR lebih sering menggelar rapat dengar pendapat bersama Menpora, KONI, dan Komite Normalisasi. Untuk ke depannya, kalau ada rapat lagi, pemilik suara juga ingin dilibatkan.
Rapat dengar pendapat yang terakhir digelar pada Rabu (8/6/2011) malam. Dalam rapat tersebut, Komisi X mendengar pemaparan dari Menpora Andi Mallarangeng, Ketua KONI Rita Subowo, dan Ketua Komite Normalisasi Agum Gumelar mengenai keputusan FIFA untuk Indonesia dan persiapan kongres PSSI mendatang.
"Kalau saya melihat, apa yang ada di DPR kemarin, harusnya jangan dari sebelah pihak. Dari KN, dan juga dari yang tidak sepakat dengan apa yang disampaikan KN. Jadi, informasi itu berimbang," kata Ketua Umum Persepar Palangkaraya, Tuty Dau, kepada wartawan di Kantor KONI, Senayan, Jakarta, Kamis (9/6/2011) malam.
"Jangan informasi dari satu sisi saja, dari KN saja. Dari pemilik hak suara didengar juga lah. Menurut kami, ya kami harus diajak. Harus dibawa, didengar. Jangan DPR hanya mendengar dari KN saja," lanjutnya.
"Kami berharap diundang siapa saja karena kami niatnya tulus, niatnya baik, agar persepakbolaan Indonesia ini lebih baik ke depan. Siapa pun yang mengundang kami, kami sangat senang. Lebih banyak kami menyampaikan apa yang ada pada keinginan kami, dan mengikuti aturan yang benar, kami akan lebih senang," urai salah satu anggota kelompok 78 ini.
Tuty mengaku sedih dengan opini yang berkembang di masyarakat, di mana kelompok pemilik suara sering dinilai sebagai biang keladi kisruh di tubuh PSSI.
"Selama ini kami sedih, 78 dipojokkan terus, masyarakat nggak tahu, sebenarnya apa. Kasihan juga masyarakat. Di satu sisi saya pemilik suara, di satu sisi saya juga masyarakat. Apakah ini yang harus kita dengar terus?" tanyanya.
"Jadi, janganlah kami dipojokkan, memberikan opini-opini yang tidak benar kepada masyarakat. Kami ingin yang benar, kami ingin memperbaiki, tulus dari hati kami yang paling dalam," pungkas dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar