Noura merasa difitnah. Ia tidak terima dituduh mabuk di tempat hiburan malam, seperti yang tertulis di status Kartika di micro blogging Twitter. "Kartika melalui 'Twitter' menuduh saya mabuk di sebuah tempat hiburan malam kawasan Senayan, Jakarta Selatan, sekitar sebulan yang lalu," kata Noura usai melapor di Markas Polda Metro Jaya.
Menurutnya, tuduhan itu fitnah dan tidak benar, karena terakhir kali ke tempat itu pada akhir tahun 2009. "Karena selama April, saya tidak pernah ke sana," ujar Noura.
Pengacara Noura, Teguh Rahardjo menuturkan Noura melaporkan Kartika berdasarkan laporan polisi nomor : TBL/1627/V/2011/PMJ Direskrimsus terkait dugaan fitnah melalui jejaring sosial.
Teguh menyebutkan politisi asal Gerindra mengadukan Kartika dengan ancaman Pasal 45 Undang-Undang Tahun 2008 tentang Informasi Transaksi Elektronik (ITE), Pasal 335 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) tentang perbuatan tidak menyenangkan juncto Pasal 27 ayat 3 KUHP tentang fitnah.
Lantas bagaimana tanggapan Kartika? Sejauh ini Kartika sulit untuk dimintai komentar. Ketika dihubungi via ponsel selalu tidak aktif. Begitu juga di kantornya yang terletak di lantai tujuh Citylofts Sudirman, dia juga tak kelihatan. Di kantor Kartika ini hanya ada manajer operasional dan sekretaris eksekutif PT Spindoctors Indonesia, perusahaan yang bergerak di bidang lobbying and Àdvocacy for public policy.
Namun Kartika menitipkan pesan melalui sekretarisnya melalui BlackBerry messanger (BBM) bahwa untuk sementara ia diminta pengacara untuk tidak memberikan keterangan kepada siapapun. "Karena Noura sudah membuat laporan polisi, maka saya serahkan sepenuhnya pada proses hukum. Dan pengacara saya akan melakukan tugas profesionalnya," kata Kartika melalui BBM asistennya. (
Tidak ada komentar:
Posting Komentar