HEADLINE NEWS

Minggu, 22 Mei 2011

Bali Tuan Rumah Konferensi Gerakan Non-Blok

Denpasar: Konferensi Tingkat Menteri (KTM) Ke-16 Gerakan Non-Blok (KTM ke-16 GNB) dan Pertemuan Peringatan 50 tahun GNB akan diselenggarakan di Bali pada 23-27 Mei 2011. Pertemuan akan dibuka Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 25 Mei 2011.

Hal itu diungkapkan Direktur Sosbud dan Organisasi Internasional Negara Berkembang Kementerian Luar Negeri Sunu Mahadi Soemarno.

Dengan mengusung tema 'Shared Vision on the Contribution of NAM for the next 50 years, pertemuan tersebut akan mereview perjalanan GNB pasca-KTT di Sharm El Sheik, Mesir, Juli 2009.

Menurut Soemarno, keistimewaan KTM ke-16 GNB adalah pelaksanaannya bertepatan dengan 50 tahun berdirinya GNB. "Sungguh merupakan momen penting bagi Indonesia, karena Indonesia dan Bali terpilih sebagai tuan rumah pelaksanan KTT GNB ke-16 tersebut bertepatan dengan perayaan 50 tahun berdirinya GNB tersebut. Seluruh peserta KTM diajak untuk merefleksikan kiprah GNB selama perjalanan 50 tahun sebelumnya di Bali," ujarnya.

GNB pertama diselenggarakan pada September 1961 di Beograd, Yugoslavia. Oleh karena itu, pelaksanaan KTM akan pula diikuti dengan Pertemuan Peringatan 50 tahun berdirinya GNB.

Dalam even kali ini, KTM GNB mengundang partisipasi Menteri Luar Negeri dari 118 negara anggota dan 2 negara anggota baru, yaitu Fiji dan Azerbaijan, yang akan dikukuhkan keanggotaannya pada KTM kali ini.

Selain itu, KTM GNB ini juga mengundang 18 negara pengamat (di antaranya Argentina, Bosnia, Brasil, China, Serbia, Meksiko, dan Ukraina), 10 organisasi pengamat (antara lain Uni Afrika, PBB, Organisasi Konferensi Islam), 26 negara tamu (seperti Amerika Serikat, Jepang, Rusia), dan 23 organisasi tamu (antara lain UNIDO, UN ESCAP, dan ICRC).

GNB sebagai gerakan negara berkembang yang lahir dan didasari prinsip Dasasila Bandung diharapkan dapat terus menjadi salah satu wahana politik luar negeri Indonesia, khususnya pada forum multilateral, dalam menggalang solidaritas negara berkembang guna menghadapi tantangan internasional.

Pada masa awal pembentukannya, GNB lebih ditujukan untuk menggalang solidaritas, menumbuhkan rasa percaya diri, serta untuk menyatukan visi di antara 25 negara-negara berkembang. Saat ini dengan hampir 60 persen anggota PBB menjadi anggota GNB, dan dengan adanya tantangan berdimensi global (seperti krisis energi, krisis keuangan, food security, climate change, pandemic, migration, perlucutan senjata), perlu adanya partisipasi aktif dari berbagai elemen dunia dalam mencari solusi global, termasuk partisipasi negara anggota GNB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar